Tuesday, June 28, 2011

Cewe Kece dan Sepatu Kets! (-part 1-)

Langkah kaki yang tegas menapak lingkaran tanah itu menggetarkan lututku. Dibalut dengan sepatu N*ke biru muda dengan kaos kaki pendek warna putih menambah manis gerak langkahnya. T-shirt putih dan celana pendek casual yang ia pakai menambah kesan sporty ditubuh atletisnya. Disempurnakan dengan rambut Shaggy sebahu di ikat dengan kucir biru muda berbahan karet dan menyisakan helaian rambut hitam lurusnya di sekitar telinga membuat ia makin tampak segar di paras eloknya.

Refleks, kakiku dengan gesit menyamakan langkah dengannya. Nafas yang tadi kurasakan berat seketika menjadi ringan dan aliran darah seakan mengalir deras dan lancar di sekujur tubuhku. Kini, aku sudah tepat berada di sebelahnya, lari bersamanya. Sembari sesekali melirik padanya, aku menyusun kata-kata yang tepat hanya untuk tau siapa namanya. Tiap kali memandang ke sebelah kiri, tiba-tiba waktu terasa semakin lambat, tiba-tiba dunia serasa di slow motion. Terlihat jelas wajah putihnya yang berkeringat disapu dengan rambut poninya yang indah. Adegan slow motion itu berakhir ketika matanya menatap tajam padaku.

"ngeliatin apa mas?" hardiknya tegas.

 Aku terdiam dan terpaku dalam gerakan yang sekali lagi di slo-mo dan ditambah dengan efek blur disekitar wajahnya. suara gadis itu hampir tak terdengar di telingaku. Yang ada hanyalah backsound lagu romantis karya Bryan Adams berjudul " everything I do (I do it for you )"

"mas!" teriaknya.

"eh, maaf!" kaget aku mendengar teriakannya dan adegan slo-mo tadi tiba-tiba hilang, efek blur juga tidak ada, apalagi backsound lagunya.
"maaf, mbak! tadi kirain temen saya. eh, ternyata salah, cuma mirip, hehehe."

"kalo lari jangan ngelamun mas, kalo nabrak gimana?kasian yang ditabrak dong."

"ah, iya mbak, maaf. soalnya mbaknya cantik siy, bahkan lebih cantik dari teman saya." Tiba-tiba kalimat itu keluar dengan sendirinya dari mulutku.

"idiihhhhh, gombal bekas deh!" katanya cuek sembari berlari lebih cepat dari biasanya.

"hahaha, ga apa mbak, asal gombal bekasnya dibawa terus sama mbaknya" jawabku dengan nafas tersengal-sengal berusaha mengejarnya. Apa daya fisik ini tak sejalan dengan keinginan hati.

Gadis itu semakin jauh dan semakin hilang dari pandanganku, bahkan dia pergi keluar pagar GOR  TRI LOMBA JUANG.

-to be continued-

6 comments:

  1. kui tahun kapan?? hehehe..
    dtggu crita selanjutnya...
    keep post...

    ReplyDelete
  2. ini kisah nyata ato fiksi brur? lanjutannya ditunggu ya?

    ReplyDelete
  3. @christo: hahaha...tunggu epi 2 aja,

    @agnes: liat kelanjutannya mpe ending baru jelas fiksi ato fakta nya

    ReplyDelete
  4. tingkyu y, nu... (sambil ngecet spatu kets'ku jadi biru :)

    ReplyDelete
  5. yg jls itu bkn aku ya nuel, ketsku warnanya merah

    hehehe

    ReplyDelete
  6. @dee'jah: hadeeehhh,,,,pliz dweh! :(

    @enno:hmmm, sayang sekali,,, padahal bisa masuk kualifikasi lho. hehehehehe

    ReplyDelete